Puisi (dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create) adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya.
Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan puisi dari prosa.
Namun perbedaan ini masih diperdebatkan. Beberapa ahli modern memiliki
pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur
tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala
kreativitas. Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang
yang membawa orang lain ke dalam keadaan hatinya.
Baris-baris pada puisi dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan lain-lain). Hal tersebut merupakan salah satu cara penulis untuk menunjukkan pemikirannnya. Puisi kadang-kadang juga hanya berisi satu kata/suku kata
yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca hal tersebut mungkin membuat
puisi tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi penulis selalu memiliki
alasan untuk segala 'keanehan' yang diciptakannya. Tak ada yang
membatasi keinginan penulis dalam menciptakan sebuah puisi. Ada beberapa
perbedaan antara puisi lama dan puisi baru
Namun beberapa kasus mengenai puisi modern atau puisi cyber
belakangan ini makin memprihatinkan jika ditilik dari pokok dan kaidah
puisi itu sendiri yaitu 'pemadatan kata'. kebanyakan penyair aktif
sekarang baik pemula ataupun bukan lebih mementingkan gaya bahasa dan
bukan pada pokok puisi tersebut.
Didalam puisi juga biasa disisipkan majas yang membuat puisi itu semakin indah. Majas tersebut juga ada bemacam, salah satunya adalah sarkasme yaitu sindiran langsung dengan kasar.
Sabtu, 18 Februari 2012
Hal - hal Membaca Puisi
Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam membaca puisi sebagai berikut:
- Ketepatan ekspresi/mimik
- Kinesik yaitu gerak anggota tubuh.
- Kejelasan artikulasi
- Timbre yaitu warna bunyi suara (bawaan) yang dimilikinya.
- Irama puisi artinya panjang pendek, keras lembut, tinggi rendahnya suara.
- Intonasi atau lagu suara
- Tekanan dinamik yaitu tekanan pada kata- kata yang dianggap penting.
- Tekanan nada yaitu tekanan tinggi rendahnya suara. Misalnya suara tinggi menggambarkan keriangan, marah, takjud, dan sebagainya. Suara rendah mengungkapkan kesedihan, pasrah, ragu, putus asa dan sebagainya.
- Tekanan tempo yaitu cepat lambat pengucapan suku kata atau kata.
Struktur Fisik Puisi
Struktur fisik puisi terdiri dari:
- Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.
- Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.
- Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, medengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.
- Kata konkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misalnya kata kongkret “salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll., sedangkan kata kongkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dll.
- Gaya bahasa, yaitu penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Gaya bahasa disebut juga majas. Adapaun macam-amcam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks.
- Rima/Irama adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup:
- Onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi Sutadji C.B.),
- Bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi [kata], dan sebagainya
- Pengulangan kata/ungkapan. Ritma merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Rima sangat menonjol dalam pembacaan puisi.
Struktur Batin Puisi
Struktur batin puisi terdiri dari
- Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.
- Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyairmemilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya.
- Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.
- Amanat/tujuan/maksud (itention); yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca
Puisi Lama
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan- aturan itu antara lain :
- Jumlah kata dalam 1 baris
- Jumlah baris dalam 1 bait
- Persajakan (rima)
- Banyak suku kata tiap baris
- Irama
- Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya.
- Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan.
- Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.
- Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.
- Assalammu’alaikum putri satulung besar
- Yang beralun berilir simayang
- Mari kecil, kemari
- Aku menyanggul rambutmu
- Aku membawa sadap gading
- Akan membasuh mukamu
- Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka.
- Kalau ada jarum patah
- Jangan dimasukkan ke dalam peti
- Kalau ada kataku yang salah
- Jangan dimasukkan ke dalam hati
- Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.
- Dahulu parang sekarang besi (a)
- Dahulu sayang sekarang benci (a)
- Seloka adalah pantun berkait.
- Lurus jalan ke Payakumbuh,
- Kayu jati bertimbal jalan
- Di mana hati tak kan rusuh,
- Ibu mati bapak berjalan
- Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat.
- Kurang pikir kurang siasat (a)
- Tentu dirimu akan tersesat (a)
- Barangsiapa tinggalkan sembahyang (b)
- Bagai rumah tiada bertiang (b)
- Jika suami tiada berhati lurus (c)
- Istri pun kelak menjadi kurus (c)
- Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita.
- Pada zaman dahulu kala (a)
- Tersebutlah sebuah cerita (a)
- Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
- Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
- Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris.
- Kalau anak pergi ke pekan
- Yu beli belanak pun beli sampiran
- Ikan panjang beli dahulu
- Kalau anak pergi berjalan
- Ibu cari sanak pun cari isi
- Induk semang cari dahulu
Puisi Baru
Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.
Ciri-ciri Puisi Baru:
Tokoh-tokoh puisi kontemporer di Indonesia saat ini, yaitu sebagai berikut:
Ciri-ciri Puisi Baru:
- Bentuknya rapi, simetris;
- Mempunyai persajakan akhir (yang teratur);
- Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang lain;
- Sebagian besar puisi empat seuntai;
- Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis)
- Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar) : 4-5 suku kata.
- Balada adalah puisi berisi kisah/cerita. Balada jenis ini terdiri dari 3 (tiga) bait, masing-masing dengan 8 (delapan) larik dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b. Kemudian skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Larik terakhir dalam bait pertama digunakan sebagai refren dalam bait-bait berikutnya. Contoh: Puisi karya Sapardi Djoko Damono yang berjudul “Balada Matinya Seorang Pemberontak”.
- Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan. Ciri-cirinya adalah lagu pujian untuk menghormati seorang dewa, Tuhan, seorang pahlawan, tanah air, atau almamater (Pemandu di Dunia Sastra). Sekarang ini, pengertian himne menjadi berkembang. Himne diartikan sebagai puisi yang dinyanyikan, berisi pujian terhadap sesuatu yang dihormati (guru, pahlawan, dewa, Tuhan) yang bernapaskan ketuhanan.
- Bahkan batu-batu yang keras dan bisu
- Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri
- Menggeliat derita pada lekuk dan liku
- bawah sayatan khianat dan dusta.
- Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mu
- menitikkan darah dari tangan dan kaki
- dari mahkota duri dan membulan paku
- Yang dikarati oleh dosa manusia.
- Tanpa luka-luka yang lebar terbuka
- dunia kehilangan sumber kasih
- Besarlah mereka yang dalam nestapa
- mengenal-Mu tersalib di datam hati.
- (Saini S.K)
- Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa. Nada dan gayanya sangat resmi (metrumnya ketat), bernada anggun, membahas sesuatu yang mulia, bersifat menyanjung baik terhadap pribadi tertentu atau peristiwa umum.
- Generasi Sekarang
- Di atas puncak gunung fantasi
- Berdiri aku, dan dari sana
- Mandang ke bawah, ke tempat berjuang
- Generasi sekarang di panjang masa
- Menciptakan kemegahan baru
- Pantun keindahan Indonesia
- Yang jadi kenang-kenangan
- Pada zaman dalam dunia
- (Asmara Hadi)
- Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup. Epigram berasal dari Bahasa Yunani epigramma yang berarti unsur pengajaran; didaktik; nasihat membawa ke arah kebenaran untuk dijadikan pedoman, ikhtibar; ada teladan.
- Hari ini tak ada tempat berdiri
- Sikap lamban berarti mati
- Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan
- Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas.
- (Iqbal)
- Romansa adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih. Berasal dari bahasa Perancis Romantique yang berarti keindahan perasaan; persoalan kasih sayang, rindu dendam, serta kasih mesra
- Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan. Berisi sajak atau lagu yang mengungkapkan rasa duka atau keluh kesah karena sedih atau rindu, terutama karena kematian/kepergian seseorang.
- Senja di Pelabuhan Kecil
- Ini kali tidak ada yang mencari cinta
- di antara gudang, rumah tua, pada cerita
- tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
- menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
- Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
- menyinggung muram, desir hari lari berenang
- menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
- dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
- Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
- menyisir semenanjung, masih pengap harap
- sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
- dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
- (Chairil Anwar)
- Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik. Berasal dari bahasa Latin Satura yang berarti sindiran; kecaman tajam terhadap sesuatu fenomena; tidak puas hati satu golongan (ke atas pemimpin yang pura-pura, rasuah, zalim etc)
- Aku bertanya
- tetapi pertanyaan-pertanyaanku
- membentur jidat penyair-penyair salon,
- yang bersajak tentang anggur dan rembulan,
- sementara ketidakadilan terjadi
- di sampingnya,
- dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,
- termangu-mangu dl kaki dewi kesenian.
- (WS Rendra)
- Distikon, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris (puisi dua seuntai).
- Berkali kita gagal
- Ulangi lagi dan cari akal
- Berkali-kali kita jatuh
- Kembali berdiri jangan mengeluh
- (Or. Mandank)
- Terzina, puisi yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris (puisi tiga seuntai).
- Dalam ribaan bahagia datang
- Tersenyum bagai kencana
- Mengharum bagai cendana
- Dalam bah’gia cinta tiba melayang
- Bersinar bagai matahari
- Mewarna bagaikan sari
- (Sanusi Pane)
- Kuatrain, puisi yang tiap baitnya terdiri atas empat baris (puisi empat seuntai).
- Mendatang-datang jua
- Kenangan masa lampau
- Menghilang muncul jua
- Yang dulu sinau silau
- Membayang rupa jua
- Adi kanda lama lalu
- Membuat hati jua
- Layu lipu rindu-sendu
- (A.M. Daeng Myala)
- Kuint, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas lima baris (puisi lima seuntai).
- Hanya Kepada Tuan
- Satu-satu perasaan
- Hanya dapat saya katakan
- Kepada tuan
- Yang pernah merasakan
- Satu-satu kegelisahan
- Yang saya serahkan
- Hanya dapat saya kisahkan
- Kepada tuan
- Yang pernah diresah gelisahkan
- Satu-satu kenyataan
- Yang bisa dirasakan
- Hanya dapat saya nyatakan
- Kepada tuan
- Yang enggan menerima kenyataan
- (Or. Mandank)
- Sektet, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas enam baris (puisi enam seuntai).
- Merindu Bagia
- Jika hari’lah tengah malam
- Angin berhenti dari bernapas
- Sukma jiwaku rasa tenggelam
- Dalam laut tidak terwatas
- Menangis hati diiris sedih
- (Ipih)
- Septime, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris (tujuh seuntai).
- Indonesia Tumpah Darahku
- Duduk di pantai tanah yang permai
- Tempat gelombang pecah berderai
- Berbuih putih di pasir terderai
- Tampaklah pulau di lautan hijau
- Gunung gemunung bagus rupanya
- Ditimpah air mulia tampaknya
- Tumpah darahku Indonesia namanya
- (Mohammad Yamin)
- Oktaf/Stanza, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas delapan baris (double kutrain atau puisi delapan seuntai).
- Awan
- Awan datang melayang perlahan
- Serasa bermimpi, serasa berangan
- Bertambah lama, lupa di diri
- Bertambah halus akhirnya seri
- Dan bentuk menjadi hilang
- Dalam langit biru gemilang
- Demikian jiwaku lenyap sekarang
- Dalam kehidupan teguh tenang
- (Sanusi Pane)
- Soneta, adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris yang terbagi menjadi dua, dua bait pertama masing-masing empat baris dan dua bait kedua masing-masing tiga baris. Soneta berasal dari kata sonneto (Bahasa Italia) perubahan dari kata sono yang berarti suara. Jadi soneta adalah puisi yang bersuara. Di Indonesia, soneta masuk dari negeri Belanda diperkenalkan oleh Muhammad Yamin dan Roestam Effendi, karena itulah mereka berdualah yang dianggap sebagai ”Pelopor/Bapak Soneta Indonesia”. Bentuk soneta Indonesia tidak lagi tunduk pada syarat-syarat soneta Italia atau Inggris, tetapi lebih mempunyai kebebasan dalam segi isi maupun rimanya. Yang menjadi pegangan adalah jumlah barisnya (empat belas baris).
- Gembala
- Perasaan siapa ta ‘kan nyala ( a )
- Melihat anak berelagu dendang ( b )
- Seorang saja di tengah padang ( b )
- Tiada berbaju buka kepala ( a )
- Beginilah nasib anak gembala ( a )
- Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b )
- Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b )
- Pulang ke rumah di senja kala ( a )
- Jauh sedikit sesayup sampai ( a )
- Terdengar olehku bunyi serunai ( a )
- Melagukan alam nan molek permai ( a )
- Wahai gembala di segara hijau ( c )
- Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c )
- Maulah aku menurutkan dikau ( c )
- (Muhammad Yamin)
[sunting] Puisi Kontemporer
Kata kontemporer secara umum bermakna masa kini sesuai dengan perkembangan zaman atau selalu menyesuaikan dengan perkembangan keadaan zaman. Selain itu, puisi kontemporer dapat diartikan sebagai puisi yang lahir dalam kurun waktu terakhir. Puisi kontemporer berusaha lari dari ikatan konvensional puisi iti sendiri. Puisi kontemporer seringkali memakai kata-kata yang kurang memperhatikan santun bahasa, memakai kata-kata makin kasar, ejekan, dan lain-lain. Pemakaian kata-kata simbolik atau lambing intuisi, gaya bahasa, irama, dan sebagainya dianggapnya tidak begitu penting lagi.Tokoh-tokoh puisi kontemporer di Indonesia saat ini, yaitu sebagai berikut:
- Sutardji Calzoum Bachri dengan tiga kumpulan puisinya O, Amuk, dan O Amuk Kapak
- Ibrahim Sattah dengan kumpulan puisinya Hai Ti
- Hamid Jabbar dengan kumpulan puisinya Wajah Kita
- Puisi mantra adalah puisi yang mengambil sifat-sifat mantra. Sutardji Calzoum Bachri adalah orang yang pertama memperkenalkan puisi mantra dalam puisi kontemporer. Ciri-ciri mantra adalah:
- Mantra bukanlah sesuatu yang dihadirkan untuk dipahami melainkan sesuatu yang disajikan untuk menimbulkan akibat tertentu
- Mantra berfungsi sebagai penghubung manusia dengan dunia misteri
- Mantra mengutamakan efek atau akibat berupa kemanjuran dan kemanjuran itu terletak pada perintah.
- Shang Hai
- ping di atas pong
- pong di atas ping
- ping ping bilang pong
- pong pong bilang ping
- mau pong? bilang ping
- mau mau bilang pong
- mau ping? bilang pong
- mau mau bilang ping
- ya pong ya ping
- ya ping ya pong
- tak ya pong tak ya ping
- ya tak ping ya tak pong
- sembilu jarakMu merancap nyaring
- (Sutardji Calzoum Bachri dalam O Amuk Kapak, 1981)
- Puisi mbeling adalah bentuk puisi yang tidak mengikuti aturan. Aturan puisi yang dimaksud ialah ketentuan-ketentuan yang umum berlaku dalam puisi. Puisi ini muncul pertama kali dalam majalah Aktuil yang menyediakan lembar khusus untuk menampung sajak, dan oleh pengasuhnya yaitu Remy Silado, lembar tersebut diberi nama "Puisi Mbeling". Kata-kata dalam puisi mbeling tidak perlu dipilih-pilih lagi. Dasar puisi mbeling adalah main-main. Ciri-ciri puisi mbeling adalah:
- Mengutamakan unsur kelakar; pengarang memanfaatkan semua unsur puisi berupa bunyi, rima, irama, pilihan kata dan tipografi untuk mencapai efek kelakar tanpa ada maksud lain yang disembunyikan (tersirat).
- Sajak Sikat Gigi
- Seseorang lupa menggosok giginya sebelum tidur
- Di dalam tidur ia bermimpi
- Ada sikat gigi menggosok-gosok mulutnya supaya terbuka
- Ketika ia bangun pagi hari
- Sikat giginya tinggal sepotong
- Sepotong yang hilang itu agaknya
- Tersesat di dalam mimpinya dan tak bisa kembali
- Dan ia berpendapat bahwa, kejadian itu terlalu berlebih-lebihan
- (Yudhistira Ardi Nugraha dalam Sajak Sikat Gigi, 1974)
- Menyampaikan kritik sosial terutama terhadap sistem perekonomian dan pemerintahan.
- Menyampaikan ejekan kepada para penyair yang bersikap sungguh-sungguh terhadap puisi. Dalam hal ini, Taufik Ismail menyebut puisi mbeling dengan puisi yang mengkritik puisi.
- Puisi konkret adalah puisi yang disusun dengan mengutamakan bentuk grafis berupa tata wajah hingga menyerupai gambar tertentu. Puisi seperti ini tidak sepenuhnya menggunakan bahasa sebagai media. Di dalam puisi konkret pada umumnya terdapat lambang-lambang yang diwujudkan dengan benda dan/atau gambar-gambar sebagai ungkapan ekspresi penyairnya.
- Doktorandus Tikus I
- selusin toga
- me
- nga
- nga
- seratus tikus berkampus
- diatasnya
- dosen dijerat
- profesor diracun
- kucing
- kawin
- dan bunting
- dengan predikat
- sangat memuaskan
- (F.Rahardi dalam Soempah WTS, 1983)
- Unsur bunyi; meliputi penempatan persamaan bunyi (rima) pada tempat-tempat tertentu untuk menghidupkan kesan dipadu dengan repetisi atau pengulangan-pengulangannya.
- Tipografi; meliputi penyusunan baris-baris puisi berisi kata atau suku kata yang disusun sesuai dengan gambar (pola) tertentu.
- Enjambemen; meliputi pemenggalan atau perpindahan baris puisi untuk menuju baris berikutnya.
- Kelakar (parodi); meliputi penambahan unsur hiburan ringan sebagai pelengkap penyajian puisi yang pekat dan penuh perenungan (kontemplatif)
Puisi Kemanusiaan : Jeritan Di Tanah Gersang
Terik matahari menyengat perih
Debu-debu menempel risih
Tanah retak, rumput kering merintih
Di bagian ujung bumi ini.....
Bermimpi hujan turun kembali
Atau sekadar embun di pagi hari
Disana...ditempat yang jauh dari kemilau dunia
Disaat yang lain berharap nikmat
Disaat kita berselimut hangat
Di kala itu dia sekarat
Di hari itu dia berteriak serak
Berharap iba pada dunia yang congkak
Hingga tanpa daya lemah tergeletak...
Wahai dunia........
Tidakkah kau dengar jerit tangisnya?
Tidakkah kau lihat nanar matanya?
Tidakkah kau rasa perih hidupnya?
Dia tak ingin istana menyala
Mereka tak minta kemilau emas di raga
Hanya setitik cinta dari sang penguasa
Atau seteguk air di bejana
Tak sanggupkah kita?
Debu-debu menempel risih
Tanah retak, rumput kering merintih
Di bagian ujung bumi ini.....
Bermimpi hujan turun kembali
Atau sekadar embun di pagi hari
Disana...ditempat yang jauh dari kemilau dunia
Disaat yang lain berharap nikmat
Disaat kita berselimut hangat
Di kala itu dia sekarat
Di hari itu dia berteriak serak
Berharap iba pada dunia yang congkak
Hingga tanpa daya lemah tergeletak...
Wahai dunia........
Tidakkah kau dengar jerit tangisnya?
Tidakkah kau lihat nanar matanya?
Tidakkah kau rasa perih hidupnya?
Dia tak ingin istana menyala
Mereka tak minta kemilau emas di raga
Hanya setitik cinta dari sang penguasa
Atau seteguk air di bejana
Tak sanggupkah kita?
Di Atas Rindu
Duhai lelaki bertubuh jangkung
Pesonamu yang menghanyutkan
Perhatianmu yang meluluhkan
Sampai saat ini tak lekang,
Tak hilang di makan masa yang telanjang...
Di atas rindu...
Mencintaimu suatu kewajiban
Menjagamu suatu kesenangan
Ku junjung cinta menjadi wajah harapan
Bersama rinduku padamu ,ku padukan kebahagiaan
Di atas rindu...
Ku luruskan hatiku menjadi pemilikmu
Ku benamkan keegoisanku menjadi kebaikanmu
Ku niatkan keputusanku menjadi setengah ragamu
Menjadi pendampingmu sepanjang usiaku...
Duhai lelaki pemilik hatiku...
Sempurnakanlah keyakinanmu padaku
Wujudkanlah tali cinta menjadi rindu padaku
Rengkuhlah tanganku di samping peraduanmu
Agar....di setiap langkahku....
Tiada gamang ku memikirkanmu
Tiada sangsi kutautkan hatiku
Tiada kepiluan menyergap malamku
Di atas rindu....
Raihlah mimpi-mimpi indah bersamaku
Kan kutenangkan gundah gulanamu
Kan kau dapatkan segala keceriaanmu
Janganlah bimbang dan ragu
Segalanya kan kau dapatkan dariku
Duhai lelaki penakluk cintaku
Tiada gurau dihatiku untuk mencintaimu
Keseriusanku bertambah seiring waktu
Menjadi satu perjalanan denganmu...
Adalah perasaan kebahagiaanku
Jagalah hati dan cinta pengiring waktu
Karna aku, engkau, cintaku ,cintamu
Hidupku ,hidupmu .......
Di ciptakan dan sempurna untuk menjadi SATU....
Pesonamu yang menghanyutkan
Perhatianmu yang meluluhkan
Sampai saat ini tak lekang,
Tak hilang di makan masa yang telanjang...
Di atas rindu...
Mencintaimu suatu kewajiban
Menjagamu suatu kesenangan
Ku junjung cinta menjadi wajah harapan
Bersama rinduku padamu ,ku padukan kebahagiaan
Di atas rindu...
Ku luruskan hatiku menjadi pemilikmu
Ku benamkan keegoisanku menjadi kebaikanmu
Ku niatkan keputusanku menjadi setengah ragamu
Menjadi pendampingmu sepanjang usiaku...
Duhai lelaki pemilik hatiku...
Sempurnakanlah keyakinanmu padaku
Wujudkanlah tali cinta menjadi rindu padaku
Rengkuhlah tanganku di samping peraduanmu
Agar....di setiap langkahku....
Tiada gamang ku memikirkanmu
Tiada sangsi kutautkan hatiku
Tiada kepiluan menyergap malamku
Di atas rindu....
Raihlah mimpi-mimpi indah bersamaku
Kan kutenangkan gundah gulanamu
Kan kau dapatkan segala keceriaanmu
Janganlah bimbang dan ragu
Segalanya kan kau dapatkan dariku
Duhai lelaki penakluk cintaku
Tiada gurau dihatiku untuk mencintaimu
Keseriusanku bertambah seiring waktu
Menjadi satu perjalanan denganmu...
Adalah perasaan kebahagiaanku
Jagalah hati dan cinta pengiring waktu
Karna aku, engkau, cintaku ,cintamu
Hidupku ,hidupmu .......
Di ciptakan dan sempurna untuk menjadi SATU....
Surat Untuk Ibu
Tulisan ini saya buat saat saya sedang jauh dengan ibu saya.
Sebenarnya saya ingin membuat puisi untuk ibu tapi yang jadi
malah mirip surat ya gak apalah itung-itung variasi,
inilah tulisan selengkapnya :
Kerutan di wajahnya, melambangkan kegigihan
Untuk mengarungi hidup bersama keluarganya
Dan aku mengerti akan.....
Desahan logat lengan tangannya yang menjadi saksi
Tak terhitung apa yang telah kau lakukan demiku
Kau menangis saat ku terluka dalam sembilu
Kau memanjat doa saat ku lelap dalam tidurku
Duhai bunda yang indah irama santunnya
Ijinkan ku basuh kakimu yang terpecah itu
Agar aku bisa merasakan betapa hebatnya
Pengorbananmu untukku....
Doaku untukmu adalah penjuru doa dalam hidupku
Rasa terima kasihku padamu adalah jalan lurusku untuk berbakti padamu
Dan setiap air mata yang terjatuh untukku
Adalah denyut nadiku yang selalu berdetak untuk menjagamu
Terima kasih bundaku yang ayu
Kau bagaikan sinar yang sempurna
Kau bagai lilin yang terpancar rata
Kau bagai ajimat yang tersemat di dada
Kelak, kehidupanku di dunia dan di alam sana
Menjadi abadi dan harum, seharum tubuhmu
Yang penuh pahala dan bunga....
Bagi sobat semua yang sedang merindukan sosok seorang ibu yang
sedang jauh disana semoga tulisan ini bisa membuat hati senang dan
cinta kita pada orang tua bertambah, amiiien.
Sebenarnya saya ingin membuat puisi untuk ibu tapi yang jadi
malah mirip surat ya gak apalah itung-itung variasi,
inilah tulisan selengkapnya :
Kerutan di wajahnya, melambangkan kegigihan
Untuk mengarungi hidup bersama keluarganya
Dan aku mengerti akan.....
Desahan logat lengan tangannya yang menjadi saksi
Tak terhitung apa yang telah kau lakukan demiku
Kau menangis saat ku terluka dalam sembilu
Kau memanjat doa saat ku lelap dalam tidurku
Duhai bunda yang indah irama santunnya
Ijinkan ku basuh kakimu yang terpecah itu
Agar aku bisa merasakan betapa hebatnya
Pengorbananmu untukku....
Doaku untukmu adalah penjuru doa dalam hidupku
Rasa terima kasihku padamu adalah jalan lurusku untuk berbakti padamu
Dan setiap air mata yang terjatuh untukku
Adalah denyut nadiku yang selalu berdetak untuk menjagamu
Terima kasih bundaku yang ayu
Kau bagaikan sinar yang sempurna
Kau bagai lilin yang terpancar rata
Kau bagai ajimat yang tersemat di dada
Kelak, kehidupanku di dunia dan di alam sana
Menjadi abadi dan harum, seharum tubuhmu
Yang penuh pahala dan bunga....
Bagi sobat semua yang sedang merindukan sosok seorang ibu yang
sedang jauh disana semoga tulisan ini bisa membuat hati senang dan
cinta kita pada orang tua bertambah, amiiien.
Ayah
Puisi untuk seorang ibu mungkin sudah banyak yang membuatnya,pada
kesempatan ini saya mencoba menulis puisi yang ditujukan untuk ayah
tercinta.
Malam ini...saat angin menyapa lirih
Bintangpun enggan angkat kaki
Terbesit sesal di rongga hati
Akan lelaki sejati yang tak pernah mati
Meski telah pergi....
Ayah..sering kau dipandang sebelah mata
Hanya jadi pelengkap kasih ibunda
Cinta dan pengorbananmu tak pernah jadi yang pertama
Di hadapan manusia dan penguasa semesta
Tak ada hingar bingar atas jasamu
Tak pernah ku dengar ayat-ayat suci tentangmu
Hanya sebait lagu itupun tak merdu
Kini jasad itu terbaring dalam mimpi
Sisakan perih di hati sanubari
Mengapa tak Kau sempatkan kubasuh telapak itu?
Walau surga mungkin tak disitu
Meski raga hanya wadah kalbu
Ku haturkan doa petang dan subuh
Tuk damai di pangkuanMu
kesempatan ini saya mencoba menulis puisi yang ditujukan untuk ayah
tercinta.
Malam ini...saat angin menyapa lirih
Bintangpun enggan angkat kaki
Terbesit sesal di rongga hati
Akan lelaki sejati yang tak pernah mati
Meski telah pergi....
Ayah..sering kau dipandang sebelah mata
Hanya jadi pelengkap kasih ibunda
Cinta dan pengorbananmu tak pernah jadi yang pertama
Di hadapan manusia dan penguasa semesta
Tak ada hingar bingar atas jasamu
Tak pernah ku dengar ayat-ayat suci tentangmu
Hanya sebait lagu itupun tak merdu
Kini jasad itu terbaring dalam mimpi
Sisakan perih di hati sanubari
Mengapa tak Kau sempatkan kubasuh telapak itu?
Walau surga mungkin tak disitu
Meski raga hanya wadah kalbu
Ku haturkan doa petang dan subuh
Tuk damai di pangkuanMu
Ketiadaan
Ketiadaan itu telah mengacaukan...
Memerah dan seketika menghitam legam
Mengusik, menusuk kuat dalam asa yang dalam
Bagai pasir yang lepas dari erat genggaman
Mengucur pasti, berderai di hati yang terbenam...
Ketiadaan itu telah mengguncang
Dianya pedih, bagai onak yang tajam
Dianya susah, meski telah nyata di pandangan
Dianya tiada bahagia, tiada sejahtera
Melekat, merangkul kuat di sebalik harapan
Dan harapan hancur, terkubur di jiwa
Yang tak pernah terhibur...
Ketiadaan itu telah memporak-porandakan...
Kecupan mesra menjadi sumpah serapah
Cinta yang indah menjadi onggokan sampah
Mengapa.....
Kenyataan itu menyiksa tanpa arah
Sukaku terenggut paksa tak bisa kucegah
Usia yang panjang, kulalui dengan sangat payah
Namun segalanya belum berubah...
Ketiadaan itu telah meresahkan..
Bibir mencibir, menghardik tajam
Meminta, yang tiada kupunya di badan
Ku coba adukan, namun pekikan yang panjang
Seolah...telinga tak mendengar
Oh Tuhanku yang maha segalanya
MukjizatMu menjadi harapan yang tersisa
Ambillah semuanya...
Namun...berikanlah apa yang ingin ku punya
Benih kehadirannya, tangisannya dan kulit lembutnya
Agar menjadi tangan yang terulur
Di kala aku sudahlah renta.......
Memerah dan seketika menghitam legam
Mengusik, menusuk kuat dalam asa yang dalam
Bagai pasir yang lepas dari erat genggaman
Mengucur pasti, berderai di hati yang terbenam...
Ketiadaan itu telah mengguncang
Dianya pedih, bagai onak yang tajam
Dianya susah, meski telah nyata di pandangan
Dianya tiada bahagia, tiada sejahtera
Melekat, merangkul kuat di sebalik harapan
Dan harapan hancur, terkubur di jiwa
Yang tak pernah terhibur...
Ketiadaan itu telah memporak-porandakan...
Kecupan mesra menjadi sumpah serapah
Cinta yang indah menjadi onggokan sampah
Mengapa.....
Kenyataan itu menyiksa tanpa arah
Sukaku terenggut paksa tak bisa kucegah
Usia yang panjang, kulalui dengan sangat payah
Namun segalanya belum berubah...
Ketiadaan itu telah meresahkan..
Bibir mencibir, menghardik tajam
Meminta, yang tiada kupunya di badan
Ku coba adukan, namun pekikan yang panjang
Seolah...telinga tak mendengar
Oh Tuhanku yang maha segalanya
MukjizatMu menjadi harapan yang tersisa
Ambillah semuanya...
Namun...berikanlah apa yang ingin ku punya
Benih kehadirannya, tangisannya dan kulit lembutnya
Agar menjadi tangan yang terulur
Di kala aku sudahlah renta.......
Langganan:
Postingan (Atom)